Jumat, 05 Agustus 2011

apa yang kurang dariku???















Di ruang tunggu sebuah klinik bersalin.  

Hari ini jadwal konsultasi pertamaku dengan dokter susanti, spesialis kandungan di kota madiun. Saat aku datang sudah ada empat orang yang mengantri. Aku duduk di bangku deret ketiga bersama seorang ibu muda yang kuperkirakan kandungannya sudah memasuki trimester ketiga. Setengah jam berlalu, semua kursi terpenuhi dan aku belum juga  mendapat giliran konsultasi.
Lamat-lamat kudengar percakapan di kursi deretan pertama. Setelah kuamati ternyata dua orang ibu muda yang tengah mengobrol. Satu berbaju putih satunya lagi berbaju ungu. Ibu muda berbaju ungu bercerita bahwa dia baru saja mengalami pendarahan. Usia kandungannya sudah 8 bulan. Ekspresi kaget ditunjukkan oleh ibu berbaju putih. Kenapa???aku tidak tau. 
Percakapan keduanya semakin membuatku tertarik. Sang ibu muda meneruskan ceritanya sambil terisak. Suaminya sedang berada di Surabaya, sementara orang tuanya di Bojonegoro. Di usia kandungannya yang sudah 8 bulan, perutnya sama sekali belum tampak membesar. Kata dokter, berat janinnya belum ada 1 kg.
Rupanya ibu muda berbaju ungu sudah tidak sabar menanti gilirannya. Dia memutuskan untuk pulang. Dengan berjalan agak terseret, dia menuju ke resepsionis untuk berpamitan dengan suster penjaga. Tak lama kemudian dia berpamitan dengan ibu berbaju putih sambil mengeluarkan kunci sepeda motornya. Dan akhirnya dia pulang.
Aku terdiam dan baru menyadari kenapa ibu berbaju putih tadi sempat menunjukkan ekspresi kagetnya. Usia kandungannya sudah 8 bulan, berat janinnya belum ada 1 kg, mengalami pendaharahan dan tak ada satupun keluarga yang mengantarnya ke klinik bersalin, dan dengan kondisi seperti itu masih harus memacu sepeda motornya sendirian, malam hari pula.
Hmmm,,membuatku berpikir dan merenung,,,aku masih jauh lebih beruntung dari ibu berbaju ungu itu. Di usia kandunganku yang juga berusia 8 bulan, aku dan calon anakku dalam kondisi baik-baik saja. Bidan ataupun dokter juga mengatakan kondisi janinku sehat. Aku juga tidak pernah mengalami keluhan yang aneh-aneh. Semuanya berjalan dengan mudah, menurutku.
Suamiku juga selalu menemaniku konsultasi ke bidan atau dokter. Selalu diluangkannya waktu buat memperhatikan aku dan calon anak kami. Sama sekali tidak pernah dibiarkannya aku pergi sendirian. Sama sekali tidak pernah diijinkan aku untuk capek sedikitpun. Selalu menenangkan dan membesarkan hatiku. Selalu mencarikan apapun yang aku mau.  Keluarga kami juga begitu. Sama sekali tidak pernah lepas sedikitpun untuk memperhatikan kondisiku.
Jadi apalagi yang kurang???rasanya perdebatan kecil soal sakit punggung yang kurasa, siapa nama anak kami, kapan dia lahir, perlengkapan apa saja yang perlu dibeli, mau lahiran di mana,  dll menjadi tidak begitu menarik lagi untuk diperdebatkan bagiku. Melihat kondisi kehamilanku sekarang membuatku berpikir,,,aku termasuk beruntung,,,. Kondisi ibu muda berbaju ungu bukan hanya untuk dikasihani tetapi menjadi pembelajaran bagiku bahwa aku harus selalu bersyukur dengan apa yang aku punya. Mengeluh bukanlah hal penting, karena aku memiliki apa yang orang lain belum tentu memilikinya. Tuhan memberi yang terbaik untukku. 


*terima kasih untuk suamiku tercinta & keluargaku di malang, madiun, sidoarjo dan bondowoso…


Tidak ada komentar: