Kamis, 29 Agustus 2013

Masih di Pacitan ; Eksotisme Goa Gong

Kenapa disebut Goa Gong? Karena menurut cerita dari dalam Goa ini sering terdengar bunyi-bunyian yang menyerupai gong.
Goa Gong terletak di Desa Bomo-Kec. Punung. Kurang lebih sekitar 30 km yang harus kami tempuh dari Kota Pacitan. Setelah melewati beberapa tanjakan dan turunan nan syahdu serta beberapa titik jalan yang kerusakan ringan, sampailah kami di sebuah pelataran yang digunakan sebagai tempat parkir. Pedagang pun membuka kios-kios yang mengelilingi lahan parkir ini.

Di salah satu sudut terdapat loket pembelian tiket. Loket ini hanyalah sebuah meja dengan kursi yang ditunggu oleh dua orang penjaga. Untuk masuk ke Goa Gong ini setiap orang dikenakan biaya Rp.5000,- ditambah dengan biaya parkir. Di sebelah kiri loket terdapat anak tangga sejauh kurang lebih 150 m yang akan mengantarkan kita ke mulut goa. Kurang lebih di kawasan anak tangga ke-100, di sepanjang jalan menuju goa berjajar kios-kios pedagang akik, makanan, dan macam-macam souvenir khas Pacitan, seperti sale pisang, gula jawa, jenang, akik dll. Setelah melewati kawasan semacam pasar wisata ini, kami disambut dengan dua arca pentung sebagai tanda bahwa mulut goa semakin dekat. Mulai dari titik inilah akan banyak ditemui penduduk yang menawarkan jasa rental senter (Rp.5000,- per senter), buku sejarah goa gong, dan jasa pemandu wisata.

Hihihi Sang dengan semangat menaklukkan anak tangga sampai di depan mulut Goa tanpa  gendong siapapun. Eng ing eng,,,tapi belum sampai 100 meter masuk ke goa, Sang gak berani meneruskan langkah menjelajahi goa karena takut. Akhirnya emak dan bapaknya ini mengalah tidak ikut menjelajah goa, tapi hanya menunggu para Om menjelajah goa di depan mulut Goa Gong.

Sekelumit tentang Goa Gong;

Memasuki goa, kita akan disuguhi pemandangan yang gelap nan menakjubkan. Untuk menyusuri Goa Gong telah disediakan jalan yang telah disemen dan terdapat pegangan besi sehingga mencegah pengunjung terpeleset. Selain itu juga terdapat lampu penerangan dan juga kipas angin raksasa (istilahnya Sang hehe). Semakin ke dalam kita akan disuguhi eksotisme stalaktit dan stalagmit yang berkilau terkena sorot lampu. Stalaktit dan stalagmit ini masing-masing punya nama, misalnya Selo Adi Citro, Selo Susuh Angin, dll. Oiya, Goa Gong ini juga dibagi menjadi beberapa ruang yang diberi nama sesuai cerita yang melatarbelakanginya. Misalnya Ruang Bidadari yang konon kabarnya karena sering terlihat bayangan wanita cantik. Selain itu juga terdapat beberapa sendang yang konon katanya juga memiliki kekuatan magis bagi yang mempercayainya.

Oiya, karena kami berkunjung ke Goa Gong pada saat puasa maka tidak banyak pedagang yang berjualan hanya beberapa kios yang membuka lapak mereka. Sisi enaknya adalah ketika di dalam Goa Gong tidak banyak pengunjung sehingga kita bias leluasa menikmati indahnya kilauan stalaktit dan stalagmite tanpa harus berdesakan dan merasakan hawa panas.

Tidak ada komentar: